Cerita Dewasa Dari Sang Maniak Tamat – Hari ini ada
ada rapat dgn salah satu Dewan koalisi yg akan membicarakan hal-hal
penting menygkut pemilu 2014 nanti. Pak Adi memintaqu untuk memakai
pakaian yg seksi, dgn dada rendah dan rok menggantung sejengkal di atas
lutus sehingga memamerkan sepasang paha indahku. Biasanya sih kalo
begini artinya ada acara nakal di kantor atau pulangnya nanti. Ketika
berjalan di koridor, tak pelak aqu pun menjadi pusat perhatian, aqu
melewati beberapa karyawan yg hanya berani melirik padaqu. Sebagai
sekretaris kesaygan petinggi partai, tak ada yg berani mengusikku,
walaupun mereka tau persis, bahwa aqu bukan hanya sekretarisnya namun
juga alat lobi dan budak seks. Aqu masuk ke lift, di dalem lift ada Tomi
dan Yadi, petugas kebersihan di sini, seorang ibu-ibu gendut, Nia,
seorang staff kantor partai, dan satu lagi adalah seorang lelaki
setengah baya berkacamata dgn kumis dan jenggot, ia memakai seragam
salah satu parpol koalisi kami. Lift berjalan ke atas, lewat lantai dua
tiba-tiba…jgreg!! lampu padam dan lift berhenti bergerak.
“Aaww…!” Nia menjerit kecil, ia panik memeluk lenganku.
Aqu juga kaget, tapi dapat segera menguasai diri kembali.
“Jangan panik…jangan panik…bapak ibu, hanya gangguan kecil saja!”
kataqu seperti pramugari menenangkan penumpang, “Bang Yadi, tolong tekan
tombol daruratnya, keliatan ga?” aqu minta bantuan Yadi yg berdiri
dekat tombol lift.
“Udah Mbak, tapi gak tau alarmnya mati juga, kita tunggu aja!” balasnya.
Semenit….dua menit….tiga menit….masih belum terjadi apa-apa, lift
masih gelap dan belum menyala, Nia berpegangan makin erat pada lenganku,
si lelaki dari parpol koalisi sedang komat-kamit membaca doa.
“Bang coba pencet lagi tombolnya!” pintaqu lagi.
“Iya Neng ini aqu lagi pencet terus tapi belum ada respon”
Dua menit kemudian, keadaan hening, tak lagi setegang tadi, si lelaki itu sudah berhenti berdoa, tiba-tiba….
“Eeeeiii…kurang ajar….!!” jerit Nia.
“Eeehh….setan ngepet….siapa sih kurang ajar bener!!” si ibu gendut marah.
Belum tahu apa yg terjadi tiba-tiba saja aqu merasakan bokongku
diremas, tangan itu bahkan mencoba menyusup ke bawah rokku. Namun
sebelum masuk aqu langsung menepisnya keras, aqu sempat meraih
pergelangan tangannya namun dgn cepat ia menariknya, terlalu gelap untuk
mengetahui siapa pelaqunya.
“Apa? apaan ?” terdengar suara si Tomi.
Sedang ricuh karena orang mesum di lift tiba-tiba lampu menyala dan lift kembali naik ke atas.
“Heh…kalian ya….siapa tadi yg berani colek-colek bokong, pasti salah
satu dari kalian” si ibu gendut menghardik dgn suara keras mengerikan
pada dua petugas kebersihan itu
“Ha…nggak Bu sumpeh, kita gak ngapa-apain kok dari tadi?” Yadi kebingungan
“Iya pasti kalian siapa lagi coba?” Nia ikut-ikutan memojokkan mereka.
“Bapak ini orangnya sopan dan religius lagi, mana mungkin beliau,
pasti kalian! Hayo siapa? Ngaqu!!” si ibu tambah marah, sampai seram aqu
melihatnya, bisa-bisa kedua pemuda tanggung ini bonyok di smack down
olehnya.
“Astaghfirulah…sabar…sabar Bu!” si lelaki dari parpol koalisi mencoba
merelai, “kita selesaikan baik-baik bukan marah-marah gitu!…kalian! apa
benar kalian pelaqunya? Aqu tak tahu siapa orangnya, sekarang lebih
baik minta maaf pada para perempuan ini, itu dosa tahu, maksiat,
berani-beraninya berbuat begitu pada perempuan dalem saat seperti
tadi…tapi asalkan kalian bertaubat, tak ada kata terlambat!”
“Sudah…sudah Pak…Bu…! aqu sekretarisnya Pak Adi, aqu akan selesaikan
masalah ini dgn mereka” kataqu turun tangan, “Yadi….Tomi…kalian berdua
ikut aqu!” kataqu tegas.
“Ahhh…jangan Mbak…ampun…iya kita minta maaf deh, kita ngaqu….!” kata mereka ketaqutan.
Ting….pintu lift membuka…aqu melotot menyuruh mereka jaga sikap dan mengajak mereka keluar.
“Eh….Kir!!” Nia menarik lenganku.
“Tenang, gua akan selesaikan kok!”
“Mbak! Pokoknya segera adukan mereka ke ketua partai biar dipecat tau rasa tuh!!” sahut ibu gendut itu.Gairah Sex
Aqu segera membawa mereka ke ruang kosong dekat situ.
“Ampun Mbak…ampun, bener bukan kami!” kata mereka
“Ssstt….iya aqu juga tau bukan kalian kok!” kataqu,
“pelaqunya si bandot munafik itu aqu tau jelas, kalian sengaja aqu pisahin supaya ga makin ribet masalahnya”
Ya…aqu memang tahu persis karena waktu menepis lengannya aqu sempat
menangkap pergelangan tangannya yg memakai pakaian lengan panjang,
sementara kedua petugas kebersihan ini memakai kemeja lengan pendek.
Kuceritakan pada mereka semua itu.
“Oooh…jadi gitu yah, kurang asem bener si kambing bandot itu, awas
nanti pulangnya kita gebukin rame-rame biar jadi sate!!” kata Tomi
emosian.
“Hhhuuuhh….gara-gara tuh orang kita ampir dihajar gorila wanita!” timpal Yadi,
“sok ngegurui kita pula, ngehe bener tuh orang!”
“Aqu tau orang itu bajingan, tapi kalian tolong tahan diri karena
beliau itu mitra koalisi partai, kalo ada apa-apa kalian malah tambah
gawat nanti!” aqu berusaha menenangkan mereka yg mulai marah, aqu
berjanji akan mencoba mencari kesempatan untuk membalas perbuatan si
mesum munafik itu demi mereka dan juga demi diriku sendiri. Akhirnya
mereka tenang juga dan kini aqu harus segera ke ruang rapat utama karena
akan rapat akan segera dimulai.
Aqu langsung masuk ke ruangan rapat utama yg luas. Di dalem ruangan
sudah ada para tokoh penting partai kami, sebut saja Pak Purba, sang
ketua partai, Bu Angel yg juga salah satu petinggi partai yg meraih
posisinya sekarang berkat kemampuannya merayu lelaki. Juga ada Pak
Hasan, sesepuh partai kami yg mendapat jatah menteri di pemerintahan
beserta istri mudanya, Bu Inggrid, yg terkenal genit dan memiliki
hubungan gelap dgn anak Pak Hasan dari pernikahan sebelumnya. Kulihat
juga Pak Andri, ketua salah partai yg berkoalisi dgn partai kami, ia
dikawani tiga orang lelaki yg salah satunya kukenal waktu di lift tadi,
si kambing mesum yg mencolek bokongku. Belakangan kuketahui namanya
adalah Pak Sharif, salah satu kader dari parpol koalisi. Selama hampir
sejam, rapat berlangsung cukup serius dan terus terang…membosankan,
banyak kata-kata munafik demi rakyat lah, demi umat lah, demi
kemashlatan bersama lah, aqu sih sudah sangat kenyg bahkan eneg
mendengar semua itu.
Bagiku mereka sebenarnya cuma mengutamakan uang, tahta, dan syahwat,
hanya saja pintar-pintar mereka dibalut dgn kata-kata manis seperti yg
sebelumnya kusebutkan itu. Namun bagaimanapun, aqu sebagai sekretaris ya
harus profesional juga, sepanjang rapat aqu pun selalu mencatat apa yg
harus kucatat. Oh ya, selama itu pula mata-mata nakal para lelaki yg
hadir selalu mencuri-curi melihat ke arahku, terutama Pak Andri, si
bangsat Pak Sharif dan dua lainnya. Cuih….munafik, makiku dalem hati
karena aqu tahu mereka itu di luar paKirg terlihat sangat religius,
terutama Pak Sharif, ia begitu fasih bicara tentang moral dan agama,
padahal kebusukannya baru saja kurasakan tadi. Di tengah rapat, aqu
tiba-tiba merasa ingin buang air kecil sehingga harus keluar sebentar ke
toilet.
Setelah selesai, ketika mau kembali ke ruang rapat, secara tak
sengaja aqu melihat dari jendela yg sedikit terbuka, saat itu Pak Purba
sedang berbicara, kulihat Pak Sharif yg duduk sedikit pojok sedang sibuk
dgn tabletnya. Kulihat lebih jelas ke arah tabletnya, busyet….ternyata
di balik gayanya yg sibuk mencatat dia sedang menonton klip bokep di
alatnya itu. Posisi duduknya memang strategis, tak ada orang di ruangan
itu yg bisa melihat ke arah tab-nya, namun dari posisiku di luar aqu
dapat melihat jelas. Bokepnya harcore pula adegan seorang perempuan
digangbang banyak lelaki, weleh…weleh…dasar munak, sayg BB-ku sedang di
charge di kantor bawah jadi tak bisa mengabadikannya.
“Mbak….Mbak Kirana…!!” suara orang memanggilku dari belakang sehingga
aqupun menengok, ternyata Pak Kardi, salah satu petugas kebersihan
sedang menghampiriku sembari membawa sesuatu, “ini Mbak aqu nemuin di
toilet bawah, mungkin punya salah satu bapak atau ibu di dalem”
“Ohh…iya coba aqu tanya, kebetulan aqu mau ke dalem juga” kataqu sembari menerima ponsel tersebut, “makasih yah Pak”
Aqu lihat di layarnya nampak ada missed call sebanyak 25 kali dari
orang yg sama, tertulis namanya ‘Nyi Pelet’. Aqu pun masuk kembali ke
ruang rapat lalu melaqukan sedikit interupsi yaitu menanyakan apakah ada
yg kehilangan ponsel di tanganku ini.
“Wah…itu punya aqu!” Pak Sharif menyahut dari kursinya
Aqu pun segera berjalan ke arahnya dan menyerahkan ponsel itu.
“Ini Pak, benar punya Bapak? Tadi petugas kebersihan menemukannya di toilet”
“Alhamdulilah, ternyata masih ada orang jujur di dunia ini, maklum
lah udah tua, jadi suka lupa hehehe…” ia mengulurkan tangan hendak
mengambil ponsel itu dariku, “makasih yah Mbak!”
Tepat saat akan kuserahkan, benda itu bergetar tanpa suara, nampak
nama ‘Nyi Pelet’ kembali muncul di layar, berarti ini adalah kali ke-26
ia menghubungi.
“Eh ada yg masuk nih Pak!” kataqu.
“Waduh” ekspresi Pak Sharif terlihat sedikit tegang melihat nama itu,
“Pak…maaf aqu permisi sebentar, istri aqu telepon” katanya pada Pak
Andri yg hanya mengangguk.
Pak Sharif langsung buru-buru keluar ruangan dgn sedikit cemas,
“Ya…asalamualaikum umi!” sahutnya masih terdengar sebelum menghilang di
balik pintu. Jadi itu istrinya, fikirku sembari menuju ke kursiku dan
kembali duduk, walah-walah…kok di hape namanya ditulis ‘Nyi Pelet’ dan
sudah 26 kali ia menghubungi tanpa diangkat, sedikitnya ini horror yg
sesungguhnya deh. Belum lima menit aqu duduk, Pak Adi meminta tolong
padaqu untuk mengambil sebuah folder dokumen di kantornya di bawah.
Segera aqu melaksanakan perintahnya, saat hendak menuju lift, aqu
mendengar suara Pak Sharif sedang bicara di koridor yg sedikit sepi.
Penasaran, aqu mencari sudut yg pas untuk nguping pembicaraannya.
“Tapi…tapi kan umi, sore ini abi ada silaturahmi dgn partai koalisi kita” katanya pada si ‘Nyi Pelet’ itu.
Lalu terlihat ia menjauhkan ponselnya sejengkal dari teKirganya, sedikitnya orang di telepon itu berteriak ngamuk
“Ba…ba…baik umi, abi pulang, abi pulang abis ini” jawabnya terbata-bata.
Kembali ia menjauhkan ponsel itu dari teKirganya setelah menjawab.
Wah…wah…kelihatannya pulang rumah bakal dihajar babak-belur oleh
istrinya Pak Sharif ini.
“Hhhhhh…sial!” lelaki itu ngedumel sembari menyentakkan kaki ke
lantai setelah pembicaraan selesai, kulihat wajahnya tegang dan pucat
seperti habis bertemu hantu, ya iyalah mana ada yg lebih seram dari Nyi
Pelet, eh…istri yg sudah miscal sebanyak itu? Sadako, Kuntilanak, Sundel
Bolong, semua lewat….
Aqu menutup mulut menahan tawa, rasain lu, ternyata lelaki taqut
istri juga lu, hihihihi…..Kurapatkan badanku ke arah tembok saat Pak
Sharif berbalik hendak kembali ke ruang rapat agar kehadiranku tak
diketahuinya. Setelah itu barulah aqu ke lift untuk menuju lantai bawah.
Setelah itu Pak Sharif terlihat lemas dan tak bersemangat di ruang
rapat. Seusai rapat pun ia dgn berat hati menyatakan bahwa tak bisa
hadir dalem acara malam ini karena ada urusan keluarga. Karma Pak Sharif
masih berlanjut tiga bulan kemudian ketika rapat paripurna di parlemen.
Rapat yg membosankan membuatku ingin jalan-jalan supaya tak terlalu
sumpek. Dari balkon yg dipenuhi para wartawan yg sibuk meliput aqu
melihat Pak Sharif tengah duduk di kursinya dalem posisi wuenak sembari
sibuk dgn tabletnya. Aqu berfikir apakah ia sedang nonton bokep lagi
seperti dulu itu, aqu tentu tak bisa melihat karena jauh. Hhhmmm..aqu
jadi ada akal, mungkin untuk membalasnya juga, dari posisi yg kurasa
bisa melihat apa yg dilaqukan lelaki itu, kulihat dua wartawan sedang
terkantuk-kantuk meliput jalannya sidang yg membosankan itu.
“Mas…Mas…kalo mau dapet berita besar coba arahin kamera ke situ tuh!” kataqu menunjuk ke arah posisi Pak Sharif.
“Hah, ada apa emangnya Mbak di sana?” si kameramen penasaran dan mengarahkan kameranya ke arah yg kutunjuk.
Sebuah senyum mengembang di wajahnya, “Hehehe…ini baru beda, gila
juga nih orang, pake tablet loh nontonnya, Man…sini Man lihat!” dia
memanggil rekannya.
“Weleh….sempat-sempatnya nih orang!” sahut rekannya yg dipanggil Man, “syuting terus Di, fokus ke situ, bakal heboh nih!”
“Hihihi…apa kata aqu boleh aqu liat juga Mas?” tanyaqu
“Boleh nih, kok Mbak bisa tau sih?” tanya si kameramen.
“Bapak yg satu itu bukan pertama kaKirya aqu pergokin ngebokep Mas,
makanya aqu tau juga!” aqu melihat lewat kamera yg dizoom, dan sesuai
dugaan, Pak Sharif sedang menonton bokep di tabletnya yg sedikit
diturunkan ke bawah meja.
Hanya dalem hitungan jam, berita itu sudah tersiar sore harinya ke
seluruh tanah air dan menjadi bahan tertawaan dan hujatan masyarakat
luas. Beberapa hari kemudian, Pak Sharif yg posisinya sudah skak mat
akhirnya mengundurkan diri sebagai anggota dewan. Aqu, Nia, Yadi dan
Tomi langsung tertawa terbahak-bahak mendengar berita itu, puas deh,
akhirnya dendam kami terbalaskan juga.
Oke deh cukup sekian sekilat infonya, sekarang kita kembali lagi ke
rapat koalisi. Pak Adi mendekatiku saat rapat terlihat akan usai. Ia
berbicara pelan padaqu tentang apa yg harus kulaqukan berikutnya. Aqu
tersenyum nakal dan mengangguk, lalu aqu pun keluar dari ruang rapat ke
mobilku untuk meninggalkan kantor. Rencana siang ini adalah mereka semua
akan dijamu di rumah Pak Adi dan aqu akan terlebih dulu ke sana untuk
mempersiapkan segalanya. Setibanya di sana, aqu disambut pembantu
rumahnya membukakan gerbang. Mereka semua sudah mengenalku dan aqu pun
sudah tak asing dgn tempat ini. halamandewasa.com Ini adalah tempat
biasa beliau menjamu tamunya, bukan tempat tinggal keluarganya.
Aqu segera ke kamar mandi membersihkan diri. Setelahnya hanya dgn
memakai kimono aqu menuju ke dapur. Saat itu, dari jendela, aqu melihat
beberapa mobil telah memasuki halaman rumah mewah ini. Di ruangan itu
telah menunggu beberapa orang lelaki dgn pakaian tukang masak. Seseorang
yg adalah chef-nya memintaqu untuk telanjang dan berbaring di meja
dorong panjang yg telah disediakan. Setelah itu mereka bekerja dgn
cekatan menata potongan-potongan daging serta sayuran di atas badan
telanjangku. Ada sensasi geli dan dingin ketika daging-daging mentah itu
bersentuhan dgn kulitku, lalu kemaluanqu ditancapkan mulut botol wine.
Bukan pertama kaKirya aqu menjadi sashimi girl, aqu sudah pernah
beberapa kali melaqukannya dalem event khusus yg diadakan oleh atasanku
itu. Demikian juga para koki itu sepertinya sudah biasa menyajikan
hidangan nyeleneh seperti ini sehingga mereka pun bekerja profesional
walaupun di depan seorang perempuan telanjang. Setelah selesai badanku
ditutup kain putih bersih hingga sebatas leher.
“Tok tok tok” ketukan di pintu terdengar, seorang koki membukakan pintu. Pak Adi muncul dari sana,
“Gimana? Sudah siap semuanya?” tanyanya
“Beres Pak, tinggal menunggu perintah kapan disajikan!” sahut si chef.
Pak Adi menghampiriku
“Kamu siap Kir?” tanyanya
“Siap Pak kapan saja kok!” jawabku tersenyum.
“Hehehe…kamu memang sekretaris aqu yg hebat” pujinya, “baik kita jumpa lagi di ruang tengah!”
Meja ini pun didorong menuju ruang tengah tempat jamuan berlangsung,
jantungku berdebar-debar menanti pesta liar itu. Begitu memasuki ruangan
dan kain dibuka, semua mata menatap tak berkedip ke arahku, ke arah
badan bugilku yg hanya tertutup oleh potongan-potongan daging dan sayur.
“Wow… Pak Adi.. luar biasa. kreatif sekali makanannya ini!” aqu mendengar Pak Andri berkata pada Pak Adi.
‘Ayo…ayo…silakan dimakan, ini halal kok dan aqu sarankan makannya
ambil langsung pakai mulut supaya lebih afdol!” sahut Pak Adi
mempersilakan para tamunya memulai acara gila ini.
Hap…seseorang menyambar daging di dadaqu, orang itu adalah salah
seorang yg bersama Pak Andri, kalo tak salah bernama Pak Ahmad, yg
berkacamata dan berjenggot tipis itu.
“Wuihhh…mantapks dagingnya huehehehe…!” kata Pak Ahmad memuji.
Pak Andi menjadi orang kedua yg menyambar daging dari puncak buah
dadaqu dgn mulutnya, kumisnya terasa menggelitik kulitku memberikan
sensasi geli. Disusul pula lelaki lain mendaratkan mulutnya pada badanku
untuk mengambil potongan sashimi, selain itu juga terasa tangan-tangan
lainnya mulai meraba-raba badan mulusku, meremasi buah dada atau
memencet-mencet putingku. Pesta terus berjalan, pembicaraan lalu
dilanjutkan dgn pembicaraan politik, geraygan terhadap badanku makin
liar, selain mengambil dgn mulut mereka juga menyempatkan diri menjilati
badanku. Terasa wine di kemaluanqu dicabut.
“Silahkan dicoba, wine ini memang enak disajikan hangat kuku..
Dihangatkan dgn cara khusus..” kelakar Pak Adi lalu terdengarlah gelak
tawa orang seruangan, “kalo yg ini, jangan khawatir kontaminasi.
Penghangatnya aqu sendiri yg mencuci bersih..” lanjutnya dan plop…botol
itu pun terlepas dari kemaluanqu “dan satu lagi, jangan kuatir
elastisitas lubang penghangatnya berkurang. Dijamin mengalahkan
perawan.. silahkan dicoba, satu jari saja!”
Tak perlu menunggu lama, sebuah jari sudah masuk ke kemaluanqu dan
satu jari lainnya masuk ke anusku. Kubuka mata melihat sejenak, ternyata
pemilik tangan itu adalah pak Zanarudin, sang bendahara umum partai.
“Remas Kir!!! ” terdengar perintah Pak Adi, “laqukan seperti biasa,
kasih liat jurus maut kamu memuaskan lelaki pada mereka” ia berkata
pelan dekat teKirgaqu, yg kurespon dgn anggukan kepala
Aqu meremas jari-jari Pak Zanarudin dgn kekuatan otot kemaluan dan anusku.
“Luar biasa remasannya. Ini baru satu jari..” lelaki berdarah Pakistan itu berdecak kagum memuji keahlianku.
Lalu jari-jarinya disodok-sodokkan di kedua lubangku. Aqu melenguh
nikmat, kemaluanqu basah dan mulai menengang. Apalagi remasan keras di
buah dadaqu semakin intens dan sapuan lidah kasar di puting disertai
gigitan. Aqu tak tau pasti ada berapa orang di ruangan ini, kuperkirakan
ada lebih dari selusin suara-suara yg bergantian, aqu menyapukan
pandanganku ke ruangan ini, ada beberapa wajah baru, namun kebanyakan
aqu sudah mengenalnya. Saat itu juga kulihat Pak Jeffry yg kali ini
mengenakan kostum Sailor Moon lengkap dgn wig pirangnya, di balik rok
mininya ia juga tak memakai celana dalem sehingga kemaluannya yg
menggantung itu jelas terlihat. Ia menghampiri diriku kemudian mencaplok
sepotong daging di dadaqu lalu sembari mengunyah, ia menempelkan
kemaluannya ke bibirku. Tanpa diperintah lagi, aqu mengulumnya dan
menghisap-hisap dgn penuh nafsu. Terasa juga kemaluanqu dimasuki kepala
kemaluan, tapi terasa besar sekali hingga meregang.
“Ummmm” teriakku tertahan
Milik Pak Zanarudin begitu besar sehingga lubang kemaluanqu seperti
dipenetrasi paksa. Ohhhh…sensasi nyerinya sungguh terasa sehingga aqu
tak tahan untuk mengerang, namun si empunya kemaluan tak peduli, malah
mendorongnya tanpa ampun. Dan langsung menggenjotku cepat. Perihhh dan
klitorisku terasa terbakar… namun aqu berusaha menikmatinya saja. Lubang
kenikmatanku ia sodoki tanpa ampun. Aqu menggeliat geliat dan mendesah
di tengah kenikmatan, derai tawa terdengar. Mereka sangat menikmati
tontongan mesum ini, dan kuberitahu, yg semacam ini sudah biasa. Mulut
dan kemaluanqu terisi penuh melayani dua lelaki ini dan
srooootttt…kemaluan Pak Zanarudin ejaqulasi di kemaluanqu. Duh…padahal
baru juga lima menit menggenjot, payah banget sih masa cuma lima menit
saja? Gaya selangit dan kemaluan gede ternyata tak menjamin perkasa,
seperti yg satu ini, belum apa-apa sudah crot. Kemaluan itu sudah
menyusut begitu ditarik keluar dari kemaluanqu, aqu benar-benar tanggung
dibuatnya, kukira si Paki ini perkasa padahal cuma tahan segitu saja.
dan tak lama, kemaluan Pak Jeffry di mulutku juga menyemprotkan lahar
panas. Aqu menelannya habis, karena itu tugasku sebagai budak seks.
Sementara situasi di ruangan ini juga semakin panas saja, yg lain
juga sudah berbaur dalem kegilaan. Di sofa, Pak Adi yg sedang menikmati
remasan dan rabaan tangan Bu Angel di selangkangannya, ia mulai
melaqukan aksi balik, tangannya meremas-remas dada perempuan itu dari
luar pakaiannya, lalu didekapnya Bu Angel dan mulutnya yg mirip kodok
itu melumat bibir Bu Angel sehingga mereka pun terlibat percumbuan penuh
nafsu sembari saKirg raba badan masing-masing. Di sofa lain, Pak Purba,
si ketua partai, melaqukan hal yg sama kepada Bu Inggrid, mulutnya
melumat bibir perempuan itu dgn penuh nafsu, kedua tangannya beraksi
melucuti pakaian atasnya yg dilanjut dgn membuka branya. Kedua buah dada
Bu Inggrid yg montok itu pun menyembul dgn indahnya, kedua putingnya yg
berwarna kemerahan telah mencuat tegang. Dgn terburu-buru Pak Purba
memnyerbu kedua buah dada itu, kenyotan dan remasan penuh nafsu menyerbu
kedua gunung kembar Bu Inggrid diseKirgi dgn fikiran-fikiran di kedua
putingnya.
“Ihh…Pak ketua nakal ahhh…gigitnya jangan keras-keras gitu dong ahaahh!!” Bu Inggrid mendesah manja penuh gairah.
“Aqu akan bikin kamu klepek-klepek kepuasan Grid, kalo kamu gak puas,
silakan gantung aqu di Monas!” kelakar Pak Purba meremas buah dada Bu
Inggrid dgn gemas.
Gilanya aksi itu berlangsung di depan Pak Hasan, suami perempuan itu.
Pak Hasan sendiri tak kalah gila, di depan sofa itu di atas permadani
ia sedang asyik menjilati kemaluan Bu Tere, salah seorang anggota dewan
dari partai kami yg dulunya adalah seorang penyanyi. Ia tak sendirian
mengejai perempuan itu, ada juga Pak Andri yg telah telanjang sehingga
memperlihatkan badannya yg gendut kaya sapi sedang menikmati kemaluannya
dioral oleh Bu Tere dan tangan Bu Tere yg satunya juga sedang sibuk
mengocok-ngocok kemaluan Pak Johari yg tangannya bergeriya menggeraygi
badan mulus perempuan itu. Salah seorang kader partainya Pak Andri yg
tadi mendampinginya, seorang lelaki cepak dgn jenggot tipis di dagunya,
yg kuketahui bernama Pak Mahfudz turut bergabung dgn Pak Adi dan Bu
Angel. Ia sudah telanjang, di punggungnya ada tatoo sapi, maksudnya
mungkin supaya terlihat lebih macho dan garang, tapi karena gambarnya
lebih mirip logo susu Dancow malah bikin yg melihat jadi ilfil, dan
kemaluannya sudah menegang tegak. Lelaki itu berjongkok di antara
selangkangan Bu Angel, lalu tangannya masuk ke dalem rok perempuan itu,
sekejab kemudian ia menarik keluar lagi tangannya beserta celana dalem
merah Bu Angel yg di tengahnya bergambar apel Washington. Bu Angel
menggerakkan kakinya membantu lelaki cepak itu meloloskan celana
dalemnya. Pak Mahfudz mengangkat kaki kanan Bu Angel dan ia naikkan ke
sofa sehingga kemaluan perempuan itu terlihat dgn jelas dimatanya,
belahan bibir kemaluannya yg bak bibir merah itu sungguh mengundang
selera setiap lelaki yg memandangnya. Dgn penuh nafsu bibir kemaluan
tersebut ia kuakkan sehingga kelentitnya yg masih tersembunyi mulai
nampak sedikit, tanpa menunggu waktu lagi Pak Mahfudz mulai menyeruput
kemaluan Bu Angel kuat-kuat seperti menyeruput kopi, akibatnya Bu Angel
pun melenguh panjang menerima hisapan kuat itu. Bu Angel, janda beranak
satu yg juga mantan ratu kecantikan ini memang tergolong binal, entah
sudah berapa banyak lelaki yg pernah bercinta dgnnya, kabarnya dulu ia
memenangkan kontes setelah beberapa hari sebelumnya mengunjungi salah
satu juri dan juga bos pemilik stasiun TV penyelenggara kontes tersebut.
Konon, almarhum suaminya juga meninggal gara-gara shock setelah
mengetahui istrinya itu pernah tidur dgn banyak sekali lelaki untuk
menggolkan lobi-lobi politiknya.Gairah Sex
Setelah menaklukkan Pak Jeffry dan Pak Zanarudin aqu buru-buru ke
toilet dulu untuk membersihkan diri dari bekas-bekas daging mentah,
ludah dan air mani supaya lebih segar. Setelah membersihkan diri, aqu
keluar dan melewati sebuah kamar yg pintunya setengah terbuka, terdengar
lenguhan lelaki dari dalem sana. Aqu melihat di atas ranjang, dua orang
kader partai kami, Mas Roy, yg mengaqu ahli IT paKirg pintar itu,
sedang menyodomi Pak Farhat, si pengacara yg suka asal bicara. Mereka
memang biseks bahkan cenderung penyuka sesama jenis. Pak Farhat bahkan
punya identitas lain yaitu Mbak Farah kalo sedang jadi perempuan. Pada
waktu-waktu tertentu di sela-sela pekerjaan (ga jelas)nya, ia sering
terlihat mangkal di taman lawang, lihat saja waria gemuk yg suka pake
wig pink ala Lady Gaga, stoking jaring norak dan menyandang tas jinjing
Hermes (abal-abal beli di Tanah Abang) dgn gantungan kunci pocong. Kalo
sedang menjadi Mbak Farah, jangan coba-coba memanggilnya dgn Pak Farhat,
karena ia pasti akan ngamuk dgn suara ngebas dan melemparkan sepatu
haknya, lalu ia akan ngomel-ngomel gak karuan di twitternya
@farah_abbas_cong. Sementara Mas Roy memangnya hombreng sejati,
pernikahannya hanya sandiwara belaka gara-gara dulu dijodohkan orang
tua. Kalo lawatan ke luar negeri, yg pertama dicari olehnya adalah
klub-klub gay terkenal, ia suka nongkrong di tempat-tempat seperti itu
dgn memakai kaos ketat hitam tanpa lengan dan anting di teKirga
kanan.Sementara istrinya ia bebaskan mencari kepuasan dgn para gigolo
muda dan ganteng.
“Uhhh…enak Roy, sumpah pocong…kontollu enak banget!” erang Pak Farhat.
Mereka sepertinya tenang-tenang saja melihat diriku di depan pintu
memergoki mereka, Mas Roy bahkan tersenyum padaqu sembari terus
menggenjot anus Pak Farhat. Aqu pun berlalu membiarkan mereka meneruskan
main pedang-pedangan.
Di kamar lain, aqu melihat Bu Melinda, seorang kader partai kami
juga, yg dulunya seorang artis, dalem keadaan terikat kedua tangannya
terangkat ke atas, mulutnya tersumpal sebuah gag ball. Pak Ahmad, orang
separtainya Pak Andri sedang memecuti badannya dgn ikat pinggang kulit.
Bekas pecutan memerah dan tetesan liKir telah menghiasi badan telanjang
Bu Melinda. Ctarrrr…. Ctarrrr.. Uhhhh.. buah dada dan perutnya kembali
dipecuti oleh Pak Ahmad. Bu Melinda menatap sayu ke arahku, Pak Ahmad yg
menyadari kehadiranku juga menoleh ke arah pintu sembari tersenyum
mesum.
“Halo Kir, sini!” panggilnya, “ikutan yuk, biar rame!”
“Eeerr….aqu…”
Belum sempat aqu mengiyakan, badanku sudah didorong seseorang dari
belakang sehingga masuk ke kamar. Lelaki yg mendorongku adalah Pak Hadi,
salah seorang petinggi partai, juga ikut bersamanya Pak Juki yg
tampangnya culun berkacamata tapi hidung belang itu. Mereka berdua sudah
telanjang dgn kemaluan mengacung tegak siap menembak ke arahku.
“Ayo Kir, kita main rame-rame hehehe” sahut Pak Hadi, si tua bangka mesum itu.
Mereka membaringkan badanku di ranjang dan mulai menggerayginya. Pak
Hadi mengenyoti buah dadaqu dan menggeraygi badanku. Sementara Pak Juki
berlutut di sebelah kepalaqu dan menjejali mulutku dgn kemaluannya yg
tak terlalu besar. Ia memintaqu menjilati bola dan lubang bokongnya. Aqu
merasa jijik dan tak mau.
“Ayo dong Kir, kalo jadi sekretaris diajak ngeseks aneh-aneh itu udah risiko!” kata Pak Juki.
Akhirnya dgn terpaksa aqu menjilati lubang bokong itu. Tak lama anus
ku terisi lagi dan juga lubang kemaluanqu oleh jari-jari Pak Hadi
Ctaaaarr..ctarrrr….aqu melirik ke samping, nampak cambukan Pak Ahmad terus menghajar kulit Bu Melinda.
“Eeemmhhh….” perempuan itu mengaduh tertahan karena mulutnya
tersumbat gag ball, badannya penuh keringat dan matanya meneteskan air
mata.
“Pak Ahmad gimana? Enak kan mainnya? Kami memang hadiahkan asset
terbaik partai kami sebagai tanda koalisi dgn partai anda” sahut Pak
Juki pada Pak Ahmad.
“Ini memang hadiah terbaik Pak…sangat memuaskan, sebagai balasan,
nanti aqu akan persembahkan istri aqu untuk kalian cicipi juga, pokoknya
mantapks!” kata Pak Ahmad puas
“Oh, istri anda yg penyanyi dangdut itu?” tanya Pak Juki meyakinkan
“Yup…asyik loh sedotannya, nanti anda rasakan saja sendiri!” katanya
seraya mengayunkan sabuknya lagi ke arah punggung Bu Melinda.
“Mmmhhhh…!” kembali Bu Melinda meringis menahan sakit merasakan sabetan pada punggungnya.
Tak lama setelah mereka menjilat dan menggeraygi badanku plus oral
seks. Aqu diikat dgn tangan ke atas bersebelahan dgn Bu Melinda. Tiga
orang lelaki memasuki kamar ini sehingga semakin ramai saja di sini.
Astaga…. kacau nian keadaannya kali ini, lubangku dipenuhi kemaluan yg
besar-besar. Banyak tangan yg menggeraygi badanku dan meremas-remas
susuku. Sesekali aqu juga menjadi sasaran cambukan Pak Ahmad bersama Bu
Melinda. Aqu tak bisa melihat siapa yg sedang menggenjot kemaluan dan
anusku saking sibuknya. Mereka selalu terbahak setiap kali kami
menggeliat sakit ataupun menggeliat karena orgasme. Cairanku dihisap
habis oleh mereka, sedangkan aqu harus menelan semua air mani mereka.
Para lelaki itu bagaikan serigala lapar memangsaqu dan Bu Melinda, entah
berapa orang yg menyebadaniku. Pertempuran sengit ini berlangsung cukup
lama. Aqu sudah setengah sadar ketika orang terakhir menyemburkan air
maninya ke wajahku, aqu melihatnya samar-samar orang itu adalah Pak
Andri, air maninya sudah tak banyak dan sangat encer, mungkin sudah
terkuras pada ronde-ronde sebelumnya. Aqu dan Bu Melinda terbaring lemas
di ranjang dgn badan bermandikan air mani dan peluh, nafas kami juga
sudah terputus-putus. Ketika terbangun, di luar sana sudah gelap dan jam
menunjukkan pukul tujuh malam lebih. Bu Melinda sudah tak ada lagi di
sebelahku, Pak Adi mengatakan ia sudah pulang lebih dulu dan acara gila
tadi sudah selesai.
“Terima kasih atas partisipasinya meramaikan acara Kir…kamu memuaskan semua orang hari ini” katanya
Ia lalu menyodorkan segelas air dan memintaqu mandi. Tak lupa ia
menyuntikkan cream khusus untuk mengembalikan elastisitas kemaluan dan
anusku.
########################
Besok siang
Ruang kerja Pak Adi di kantor partai
“Duduk di sana dan buatkan surat perjanjian, draftnya sudah aqu
simpan di sini!” perintah Pak Adi menyerahkan sebuah flashdisk berbentuk
kemaluan padaqu
Saat itu di balik blazer dan rok spanku, aqu hanya memakai pakaian
dalem latex dan gstring kulit hitam, sementara di dalemnya ia
memasangkan rantai kalung di leherku. Rantai ini memiliki rantai-rantai
kecil yg banyak dgn penjepit-penjepit vibrator di ujungnya. Penjepit itu
dipasangkan di puting dan sekeliKirg buah dadaqu, jadi aqu seperti
menggunakan bra rantai. Di kursi yg ditunjuk, sudah terpasang dua buah
dildo tegak berdiri. Pak Adi berdiri di samping meja melihatku memasukan
dildo itu ke dalem kemaluan dan anusku.
“Ahhh… ini terlalu panjang Pak, sakit jika aqu duduki ” kataqu dgn memelas.
“Masih baru jadi belum licin, laqukan aja seperti yg aqu ajarkan Kir,
hirup nafas panjang lalu masukan dildo itu perlahan, badan mu sudah
disiapkan untuk menerima dildo dan kemaluan sepanjang dan sebesar apapun
itu” perintah Pak Adi, “rasanya pasti ngeri-ngeri sedap kok hehehe…”
Seperti dihipnotis, aqu melaqukannya, dan mencoba dgn gerakan
mengebor untuk memasukan dildo-dildo itu. Atasanku itu tersenyum
melihatnya. Setelah berhasil memasukkan benda itu….rrttttt…..Pak Adi
menghidupkan remote dildo itu dan mereka bergerak meliuk-liuk di dalem
anus ku dgn gerakan memutar namun tak beraturan. Aqu menggeKirjang
merasakan uliran dildo-dildo ini.
“Konsentrasi, laqukan latihan otot-otot mu agar kembali kencang
sembari ketik surat perjanjian ini sampai selesai. Kami makan dulu, lalu
kami akan kembali, dan ini sudah harus selesai. Jelas?” bisik Pak Adi
lagi
“Baik Pak!..” jawabku dgn patuh
Pak Adi memberikan jempolnya, lalu berjalan ke sisi ruangannya yg lain
“Bapak-bapak, selagi surat perjanjian nya dibuat, kita makan siang
dulu di ya.. nanti setelah semua selesai kami akan menjamu anda-anda
semua dgn acara khusus di tempat aqu, ya, nanti setelah penandatanganan
surat perjanjian kita”Gairah Sex
Terdengar suara tawa dan bincang-bincang sesaat. Lalu muncullah orang
yg tak asing lagi yg wajahnya sering muncul di berbagai media, ketua
salah satu partai besar di tanah air. Dia adalah Pak Abu, yg wajahnya
begitu menawan, setiap melihatnya mengingatkanku pada kuda-kuda jantan
di Ragunan, ia dikawani oleh beberapa pembesar partainya, kulihat Pak
Agung yg hidungnya mirip tomat (gemes deh pengen mencet…toott…), Pak
Idrus yg item pahit (lebih manisan dakocan), Pak Yahya yg dulu suka
bawain acara kuiz dan bergaya koboy dgn lagu country-nya, dan beberapa
lainnya yg aqu tak hafal namanya. Mereka melihat padaqu yg sedang
“duduk” sembari menghadapi meja kaca dgn laptop di atasnya. Aqu sedang
menggeliat-geliat tertahan.
Pak Abu bertanya pada atasanku ” kenapa dia Pak?”
“Angkat sedikit bokongmu Kir! Biar Pak Abu melihat apa yg terjadi di bawah sana” kata Pak Adi tegas
Aqu mengangkat sedikit bokongku, dan terlihatlah dua dildo pink tertancap di alas kursi sedang mengebor kedua lubangku.
“Wow…hebat!” kata Pak Abu. “kursi ini sangat seksi untuk sekretaris ya… hahahhaa” tertawalah mereka terpingkal-pingkal
“Beli di mana tuh Pak Adi?” tanya Pak Agung, “aqu juga mau dong buat sekretaris aqu, biar makin hot dia”
“Aqu juga Pak, lumayan buat main-main sama sekretaris atau para news
presenter di stasiun TV aqu kalo berani ngomong tentang lumpur,
hahaha….” kata Pak Abu.
“Hahaha…beres bapak-bapak, nanti aqu kasih tau tempat beKirya,” kata
Pak Adi, “eh…omong-omong news presenter, bagi-bagi dikit dong Pak Abu,
kan di tempat anda cakep-cakep tuh, aqu juga pengen icip-icip nih!”
“Boleh, bisa diatur kok, gimana nanti di partynya aqu ajak para news presenter untuk lebih mempererat silaturahmi!” kata Pak Abu
“mempererat silaturahmi….hihihi, bisa aja memperhalus kata-kata si muka kuda ini!” tawaqu dalem hati.
“Hahaha…” Pak Adi tertawa lebar membuat mukanya semakin ‘tampan’
saja, “baiklah sekarang kita makan siang saja dulu” ia membukakan pintu.
“Eittt….Pak Yahya lagi ngapain hayo!” kata Pak Adi memergoki Pak
Yahya yg coba-coba mencari kesempatan meremas pahaqu, aqu sih rela-rela
saja, soalnya beliau yg paKirg ganteng (dalem arti sesungguhnya)
dibanding yg lainnya.
“Hahha…iseng Pak Adi, anda juga sih punya sekretaris seksi gini bikin ga nahan!”
“Kalo Pak Yahya suka sama Kirana, bagaimana kalo aqu memberi anda
tebakan, kalo menjawab benar, Kirana akan menemani anda secara pribadi
selama tiga malam, bagaimana Kir?” kamu setuju?” tanya Pak Adi.
“Siap aja Pak aqu sih!” jawabku tersenyum manis, asyik juga kok pasti
dapat tip yg gede-gede kalo menemani para kolega atasanku ini. (mereka
dapet duitnya darimana, itu sih tanyakan pada rumput yg bergoyg)
“Gimana Pak Yahya? Deal or no deal?” Pak Adi mengulurkan tangan mengajaknya bersalaman.
“Baik…deal dong, masa deal lah…aqu terima deh, apa nih tebakannya?” Pak Yahya menerima uluran tangan atasanku.
“Gampang…sekretaris aqu ini pakai BH gak?”
Tiba-tiba saja semua mata memandang ke arah dadaqu menebak-nebak,
walau terbiasa dgn tatapan liar lelaki, namun ditatap banyak mata
sekaligus untuk bahan tebakan kok sedikit risih juga yah rasanya.
“Hhhmmm…ngga pakai!” jawab Pak Yahya setelah beberapa saat mengamat-amatiku
“Anda yakin?” tanya Pak Adi
“Fifty-fifty!”
“Anda tak ingin mencoba ask the audience?” tanya atasanku lagi.
“Hhhmmm….” Pak Yahya jadi sedikit ragu, boleh deh, bagaimana nih bapak-bapak? Pakai atau tak?”
“Yg memilih tak angkat tangan anda hayo!” sahut Pak Adi.
Yg mengangkat tangan kulihat lebih banyak dari sisanya, termasuk Pak Abu.
“Nah gimana Pak Yahya?” tanya atasanku yg ‘ganteng’ itu.
“Oke karena rekan-rekan aqu mayoritas menjawab tak, demikian juga keyakinan aqu, maka aqu putuskan tak deh!”
“Baiklah, Kir coba kamu perlihatkan!” sahut Pak Adi, “…..ternyata survey membuktikan….”
Aqu membuka blazerku dan memperlihatkan buah dadaqu yg terbungkus bra
berantai pemberian Pak Adi. Kembali semua mata menatap ke dadaqu dan
bra uniknya.
“waduh….gone…gone…gone…” Pak Yahya kecewa karena tebakannya meleset.
“Haha…gapapa Pak Yahya, tenang aja, Kirana juga akan meramaikan acara
nanti malam kok!” Pak Adi menenangkan, “Yuk sekarang kita makan aja
dulu yah! Oh iya Kir….” ia menoleh ke arahku sebelum keluar ruangan,
“nanti malam katanya Mbak Anissa mau hadir di pestanya, gak tau jadi
atau nggak nya, pokoknya kamu urus segalanya sebaik mungkin oke!”
“Siap Pak” jawabku tegas.
Akhirnya dgn selesainya acara kuiz ‘Who Wants to be Pervert’, mereka
pun meninggalkan ruangan ini. Tinggal aqu dgn suara dildo yg terus
mengebor dan menggesek dinding kemaluanqu. Ahhh… aqu harus meremasnya
dgn otot-ototku, aqu harus membuat ototku mengencang lagi, dan.. aqu
juga harus mengetik. Untuk acara nanti malam, menjamu rekan koalisi dari
partai Pak Abu sepertinya aqu akan ekstra sibuk, terutama karena
kemungkinan datangnya Mbak Anissa. Memang sih dia bukan petinggi maupun
kader partai, hanya menantunya dewan pembina partai, tapi dia mempunyai
posisi yg sangat penting dan hubungan yg sangat erat dgn penguasa negeri
ini, jadi segalanya harus dipersiapkan sebaik mungkin. Uuhhh…aqu segera
menyelesaikan tugas mengetikku lalu segera makan siang dan istirahat yg
cukup nih…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar